bagai sebuah kubus berongga yang satu sisinya terbuka, menganga, menengadah ke angkasa, seolah ingin selalu menampung lelehan hujan yang sederhana.
untunglah, hampir habis tandas segala tanda untuk menandaimu. yang tertinggal hanya satu, yaitu segulung kering daun kusam yang
masih sempat bergayut menunggu larut menjatuhkan ke hening alir selokan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar