Senin, 01 Maret 2010

Kuatrin Hujan

terbukanya gerbang langit adalah rinai jenuh butiran embun
siapa berjalan, siapa diam bila rerumput kalut lalu ngungun?
adakah ia menulis di air, di bawah desir, di punggung bumi yang tertakdir?
ah, hujan dalam diri serupa ihwal di jantung bumi: pergi dari sunyi, pergi untuk sunyi


Surabaya, 2006


(Abimardha Kurniawan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar