kini, aku dan puisiku kembali menghirup pagi
setelah kemarin, kukenang kata-katamu
— juga warna senyummu— sebagai ketabahan senja
yang selalu membuka pintu, bagi angin, hujan,
serta malam
aku mengeja cinta yang penuh nyanyian
namun enggan aku suarakan, sebab aku biarkan
ceracau hujan riang berkejaran
dengan bisik gugur daun yang jatuh di jalanan
akhirnya, seisi pagi aku lukis jua lewat kata,
lewat demam rindu yang terus bersuara,
oleh karena senantiasa aku tahu
diri dan puisimu, berlagu di situ...
2007
Abimardha Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar