setitik isyarat terakhir membawa perahuku bergulir
ke pesisir. tiada yang kutemui, kecuali
cangkang kerang kosong ditinggalkan,
juga aku yang terpisah dari puisi kesekian.
gebalau buih masih tak sendiri, riuh mereka
mengirim perih luka, tajam sengat garam,
mungkin juga rintih kapal karam dari dasar laut dalam.
tapi ke mana kau bersulih, hingga pantai bersih;
tanpa jejak, keluh kekasih, dan sebait lagu sedih?
dan, ah, sunyi demikian bengal dan bebal
betapa mahir ia membujuk nelayan tinggal,
berpaling, abai pada koyak layar tak tertambal...
2010
Abimardha Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar