wajah yang terlipat bak secarik surat,
dalam amplop persegi, terasing sendiri:
tak pernah diposkan.
mungkin senja nanti datang s’orang lelaki
mengirim boks bayi, reranjang besi, juga peti mati
yang kupesan malam tadi. kupesan semua
atas nama rindu dan tidurku.
ini masih maret, masih seperempat lintasan,
belum lengkap para abdi menyusun laporan tahunan
kepada atasan. tapi, batuk sebungkah
terlalu lekas mencuat dari rabu yang lelah.
cintaku lepas dan berdarah. sementara di luar,
orang-orang hingar memuji panji warna-warni
jahitan tangan sendiri. pun matahari lesu,
menggantung sepatu di dahan layu si pohon jambu.
ah, bila senja menjemput tidurku, sayang?
wajah dan pelupukku kian sarat kerut lipat.
dan laju waktu yang mampat tersumbat
diam-diam mencoret semua alamat yang tercatat...
2009
(Abimardha Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar