ia
dalam wajah sendu laut
siapa
menyangka,
ialah
tanah yang membuat pepohon renta
bergetah
warna semangka
andaru,
saat semua rasi bersulih
bolehlah
orang merantau
ke
arah ranah tak bersemak rami
yang
teduh mawar sunyi,
andaipun
ia tak berduri
senyum
limun, segar mentimun
ia
dan wajah sendu lautnya
tiba
di ambang dermaga
mendaras
tembang demi tembang
dalam
kecamuk dan rasa bimbang:
"laguku
laut untukmu
wahai
pengelana, pulanglah segera
peluk
ibu, mengusap peluhmu jua"
Yogyakarta, 2012
Abimardha Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar