ada gumam cuaca
gegas menimpa pucuk cemara.
ada desir tak terpahami, di sini
siapa pun berjalan, membawa nyawa
atau sekedar menjala suara
dari jejak hampa dan gerak udara
di sendu matamu, umu
bulan getas melintas, trawas mengeras
dihantui nyanyi serangga musim panas.
semua menjelma ruang
dimana nafas mengenal sepintas
riwayat garis batas
jauh di luar vila, lampu-lampu menyala
walau kabut enggan melikat,
gerimis tersumbat gigil yang pekat.
bersama ungu senyummu, cuaca merabun,
lalu turun, berjajar, dan terlantar
di selasar pagar pudar membelukar
namun, demi gumam lanskap cuaca
siapa pun terasa cela ‘tuk datang mencinta
setelah udara sesak cerita
tentang bunga angsana dan duri akasia
yang kau simpan di selubung jiwa
2007
(Abimardha Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar